i called her "angah"
my sisters brothers and i knew her since we're a baby.
beliau kerja dirumah saya udah kurang lebih 35 tahun, nyuci dan nyetrika sejak tahun 70an. kata ibu dulu pertama kali gajinya masih 2000.
beliau sudah seperti ibu, sudah terlalu mengerti dan tau kami, up and down dan baik buruknya keluarga kami beliau lah saksinya. menjanda sejak muda karena suaminya meninggal ketika umur anak anaknya belum genap 5 tahun angah bahkan tidak ingin menikah lagi tp memilih membesarkan bang edi dan kak tah sendirian tahun demi tahun dari rumah ke rumah. hingga akhirnya dia adalah tukang cuci yang mampu membeli rumah perumahan dengan upahnya. :")
angah itu saksi sejarah, tentang keluarga ibu, tentang bagaimana ibu dan ayah, tentang betapa repotnya ibu saya mengurus anaknya yang banyak, dan menikahkan mereka satu persatu, angah tidak pernah sakit, selalu sehat, selalu berjalan kaki pakai payung walaupun jaraknya jauh.
angah terlalu sulit di jabarkan, terlalu baik,dan selalu apa adanya. sering marah kalau saya kecil dulu mengganggu kain cucian dan baju setrikaannya. angah yg bahkan hapal nama teman-teman saya.
hmmmmmm..
hingga tibatiba dapat kabar bahwa beliau jatuh sakit di pagi idul adha. masuk icu. tapi ketika senin sore saya datang menjenguk bersama dua kakak saya angah sadar :) bahkan bicara.
cuma memang umur gak pernah ada yang tau selasa paginya angah meninggal. walaupun tidak ada hubungan dara, ibu saya kakak abang serta keponakan saya bahkan keluarga besar kami sangat sangat berduka. she is to special, we never forget her. may you rest in peace ngah, thanks for all those memories thanks for loving me like i'm your daughter. you went too fast.. ahh angah harusnya melihat ketika saya menikah nanti :"""( hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar