i dont know how to start, i cant write this easily.
i will tell you about my life in this post.
now i'm officially orphaned.
I was born as the youngest of six children.
like what i told you before i have two brothers and three sisters they're already married and have kids.
ibu saya melahirkan kakak saya yang pertama dalam usia 20tahun, beliau menikah dengan ayah saya karena dijodohkan dan kemudian ibu memerankan perannya dengan sangat baik, sangat teramat baik. usia ayah saya terpaut jauh dengan ibu, ayah saya adalah seorang TNI angkatan darat yang kini dimakamkan di taman makam pahlawan. really proud of him! :D
kemudian abang saya yang kedua lahir diusia ibu ke 22 tahun, melahirkan abang yang ketiga diusia 24 tahun kemuadian kembali melahirkan kakak saya diusia ke 27 lalu melahirkan kakak saya yang kelima diusia 31 tahun.
ibu saya dikenal sebagai sosok yang "gak banyak tingkah" karena menghabiskan hampir seluruh waktunya setelah menikah di rumah. mengurus suami dan mengurus anak. tidak bisa membawa 1 jenis kendaraan apapun, tidak pernah berbelanja kepasar (beliau punya tukang sayur yang setia datang ke rumah) dan tidak pernah bergosip dengan tetangga :)
kemudian dihari-harinya yang bahagia, karena 2 anaknya sudah menikah dan ibu memiliki 1 cucu dan 1 cucu lagi yang sedang dalam kandungan kakak ipar saya, saat itu usia ibu menjelang 45 tahun, dan ayah, mungkin 60tahunan lebih. ibu merasa ada yang salah dengan dirinya, lalu ibu memanggil tukang urut ke rumah, tukang urut tsb mengatakan bahwa ada sesuatu di dalam perut ibu, karena penasaran ibu bertanya ke bidan dan ternyata ibu saya hamil. sudah 5 bulan. berkali-kali ibu bercerita kepada semua orang bahwa ketika beliau mengandung saya, beliau sangat malu sekali malu dengan kerabat malu dengan tetangga malu dengan saudar dan malu dengan menantu.bahkan berniat memberikan hak asuh saya ketika lahir nanti kepada bi ana (adik beliau) yang saat itu baru punya 1 anak yang sudah kelas 6 sd.
di januari 90 usia ibu tepat 45tahun dan di februari ibu melahirkan saya, anak yang tidak disangka, tidak direncanakan, anak yang dikira beliau sudah menopause makanya gak dateng bulan.
saya dibesarkan dengan kehidupan keluarga yang kurang normal karena kakak dan abang saya sudah begitu besar. sudah tidak bisa diajak main boneka main masakan atau pergi sekolah bersama.
saya dibesarkan diantara kelahiran cucu cucu ibu dan ayah. setiap saya pergi bersama ayah kemana saja dan cuma kami berdua selalu ada yang menegur "cucu pak?" dan diiyakan saja oleh ayah sambil tersenyum menatap saya sesampainya di rumah saya mengadu pada ibu bahwa saya dibilang cucu lalu kemudian mereka tertawa.
ketika saya TK ayah mulai sakit, sempet dua kali masuk rumah sakit akibat jantung. ayah saya orang yang tegas dan disiplin termasuk pada saya yang waktu itu masih kecil. lalu saya akhirnya masuk SD dengan peringkat 2 3 atau 4 dikelas setiap caturwulannya. ketika saya naik ke kelas 2, 22 juli 1997 saat itu, ayah tidak sakit, tp badan tegap dan perut buncitnya sudah tiada, beliau kurus sekali, siang itu sepulang sekolah saya bermain dengan beliau sambil disuruh memijit dikasur arah ke dapur tempat ayah biasa tidur siang, ketika itu menjelang zuhur datanglah mang pendi sahabat ayah untuk mengobrol lalu saya langsung kabur main di rumah tetangga. mang pendi pulang, ayah bertanya jam pada ibu lalu kemudian ayah berbaring dan ayah saya pergi, selamanya :)
sejak itu hidup berubah, tidak ada yang nyinyir tidak ada yang berbahasa palembang tidak ada yang cerewet mau makan apa... tidak ada beliau. hari itu.. semua menangis, kecuali saya dan ibu. ayah belum sempat menikahkan yukdesi, dan saya.
tapi hidup tetap berjalan, dengan baik walau tidak sempurna, walau ibu kehilangan teman bicara, tapi peran 2 jagoan yaitu abang-abang saya sangat berperan penting, walaupun tidak ada ayah saya tidak kekurangan sesuatu apapun saya dicukupkan oleh kehadiran mereka dicukupkan oleh Allah :)
hari berganti, bulan berlalu saya masih terlalu kecil waktu itu, sejuta cinta oleh semua orang untuk kami.
saya hidup dengan ibu, diusianya yang juga beranjak senja, dia harus tetap direpotkan karena ada saya. sayapun masih gagal paham kenapa saya lahir, untuk apa saya ini sebenarnya.
ibu saya mengurusi hal detail tentang saya dengan sempurna.
saya tidak pernah takut mati, saya takut ibu saya yang pergi.
sd smp sma sampai kuliah saya lewati tanpa ayah. tapi saya bisa. kami semua bisa.
karena ayah kami akan tetap selalu ada dari sisi yang berbeda.
ibu memang sering sakit, walaupun bukan tipe jenis penyakit yang membuatnya terbaring lemah. ibu tetap bisa memasak dan ngomel. ibu masih selalu kepo dengan kehidupan anak menantu dan cucu-cucunya.
hampir 23 tahun saya hidup ada 4 kali ibu dirawa, karena paru-paru, darah tinggi, dan jantung.
saya tau ibu saya mulai lelah..
tapi ibu tetap mau pergi ke acara wisuda saya, dengan nafas yang ia sendiri susah mengaturnya.
ibu sehat. ibu kuat.
ibu sayang saya.
saya sayang ibu.
tapi allah dan ayah sudah menunggu ibu saya, ditempat yang lebih baik.
saya tau ibu saya tidak mau meninggalkan saya. saya tau satu hal yang paling ingin beliau lihat, bukan melihat saya wisuda, tapi melihat saya menikah. tapi beliau tidak sempat.
hari itu 18 januari subuh jumat, ibu saya tidak bisa bertahan lagi. ibu saya tidak mengatakan apapun ditengah ketidaksadaran tidurnya, malam itu kami ber6 masih mengobrol diruangan rumah sakit yang beroksigen dan infus, ibu masih bawel masih bercakap-cakap. lalu kemudian ibu tidur, dan kehilangan kesadarannya. begitu mudah, subhanallah.
meninggal di hari jumat, adalah berkat. insyaallah lepas dari siksa kubur, dan yang menyolatkan ibu lebih dari 300 orang.
tentu kami menangis. bagi saya ini lebih dari kiamat, saya ingin mati juga.
semua yang datang memeluk dan mencium saya, menyuruh saya sabar tabah dan ikhlas.
saya yakin ibu saya pun tidak mau ini terjadi, tapi karena janji pada allah adalah janji, maka hidupnya harus sampai disini.
sepanjang hidup ibu benar-benar memberi tanpa menerima apapun dari saya.
ibu benar-benar merawat saya, janin yang allah titipkan pada dua orang tua yang sebenarnya tidak lagi ingin anak.
lalu kemudian saya ditinggalkan. begitu saja :)
tapi saya tau, allah tau, semua tau, kalau saya kuat dan saya mampu.
selamat jalan ibu. selamat bertemu ayah.
terimakasih banyak.
my daddy, ricki (his grandchild) and i (his daughter) :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar