keras kepala sekali dia
mencoba bernegosiasi dengan Tuhannya
di sela sela isak tangis setelah sholatnya
lalu ia berzikir dengan merdu
mengucapkan lafal demi lafal berharap Tuhan setuju
segala puji ia panjatkan
dengan isi kepala berputar tak bertujuan
kurasa perempuan ini butuh imam
agar setan di kepalanya diam
kemudian dia membuka kitab
kebiasaan yang dijaganya tetap
membaca lembar demi lembar dengan terbata
menabung pahala untuk ditukar dengan apa yang dia pinta
huruf demi huruf itu begitu sulit dimengerti
tapi setiap hari selalu dia nikmati
belum puas juga dia diambilnya satu kitab lagi
kali ini berbahasa indonesia
lagi lagi dia mencoba memahami
satu persatu ayat dia baca
sambil melirik artinya
keras kepalanya perlahan hilang
oleh semua ayat yang dia baca berulang
dia tau dia salah
tapi belum mau pula dia menyerah
karena masih ada yang harus dia lawan
isi hatinya yang menyesatkan
yang sering kali tak mampu dia bantah
dan dengan bodohnya dia mengalah
kini disudut ini
setelah berhari hari
dia dilema tiada henti
dia berdiam diri
mencoba merapikan kekusutan pikiran
mencoba mengakhiri perdebatan
dia tak bisa lagi menangis
air matanya habis
yang dia lakukan hanya meringis lalu tertawa pelan
lelah sekali dia memperjuangkan
hingga akhirnya dia serahkan semua pada Tuhan
mencoba bernegosiasi dengan Tuhannya
di sela sela isak tangis setelah sholatnya
lalu ia berzikir dengan merdu
mengucapkan lafal demi lafal berharap Tuhan setuju
segala puji ia panjatkan
dengan isi kepala berputar tak bertujuan
kurasa perempuan ini butuh imam
agar setan di kepalanya diam
kemudian dia membuka kitab
kebiasaan yang dijaganya tetap
membaca lembar demi lembar dengan terbata
menabung pahala untuk ditukar dengan apa yang dia pinta
huruf demi huruf itu begitu sulit dimengerti
tapi setiap hari selalu dia nikmati
belum puas juga dia diambilnya satu kitab lagi
kali ini berbahasa indonesia
lagi lagi dia mencoba memahami
satu persatu ayat dia baca
sambil melirik artinya
keras kepalanya perlahan hilang
oleh semua ayat yang dia baca berulang
dia tau dia salah
tapi belum mau pula dia menyerah
karena masih ada yang harus dia lawan
isi hatinya yang menyesatkan
yang sering kali tak mampu dia bantah
dan dengan bodohnya dia mengalah
kini disudut ini
setelah berhari hari
dia dilema tiada henti
dia berdiam diri
mencoba merapikan kekusutan pikiran
mencoba mengakhiri perdebatan
dia tak bisa lagi menangis
air matanya habis
yang dia lakukan hanya meringis lalu tertawa pelan
lelah sekali dia memperjuangkan
hingga akhirnya dia serahkan semua pada Tuhan
kepada jiwa jiwa yang selalu berusaha sendiri, jangan pernah menyerah ya :")
januari,sehabis magrib.
januari,sehabis magrib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar