hai.
surat kedua ini untukmu. sebagai bentuk penghargaan bahwa sesakit apapun lukamu, kau tetap masih kurawat.
entah aku atau kau yang salah. kita sering sekali saling menyalahkan.
aku semacam kau buat tak punya pilihan. kau yang jatuh cinta seenaknya tapi aku yang menanggungnya. mataku yang basah. senyumku yang punah.
sekarang ku tanya, mau mu apa?
sudah berulang kali kau kuajarkan agar lebih hati-hati, jangan sembarang mencintai, nanti aku bisa mati.
kau juga terlalu pemilih. ada yang baik malah kau tolak. tapi yasudah, kuturuti maumu. aku tak ingin kita berseteru. sudah ku bilang kan? aku suka kesendirian dengan ditemani banyak permainan.
tapi kau lagi lagi membuatku marah, bisa bisanya kita kalah!!
aku lelah sekali dengan tingkahmu itu, apa kau sadar sekarang kita saling menjauh? ya.
karena aku memilih untuk berteman baik dengan logika ku.
sudahlah, aku tak ingin bermanis-manis untuk sebuah bagian yang membuatku sering menangis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar