Senin, 20 September 2010

The end of the affair :)




Dari kemarin pengen mosting cerita ini, tapi bingung mau nulisnya gimana, kalo diceritain ntar malah terlalu detail dan kesannya mamer-mamerin kisah banget haha mending juga kalo kisahnya bagus -__-
Tapi seperti yang pernah saya bilang padanya ‘saya suka kisah kisah yang berakhir tragis’ dan kisah ‘kami’ pun berakhir cukup tragis hihihi.. I swear I wont forget you.

Ntah kenapa saya memang merasa saya lebay dalam menghadapi dia. Hmm, itu karena .. gatau kenapa makin lama makin aneh apa yang saya pikirkan setiap harinya. Dia bukan dihati, tapi dikepala.

Kebayang ga ? dia berada sangat dekat dengan otak saya T_T sedangkan otak saya tentu tiap hari bekerja dan memproses apapun yang terjadi.. dan sekarang otak saya punya tetangga yaitu dia.. mereka sangat dekat seperti sahabat karib. *analogi saya emang ga bagus* pokoknya kepala saya sering pusing gara-gara ini. *thanks ya boy*

Hmm.. untuk semua keanehan dan aura-aura magic (bahahahahaha) yang terjadi dalam hidup saya maka saya memutuskan untuk ‘menendangnya’ jauh-jauh dari hidup saya. Bukan menendang, lebih tepatnya saya memohon mohon padanya agar ditendang sejauh mungkin dari dunianya yang sudah indah dan sistematis sebelum dia ‘menemukan’ saya. Saya menangis minta dikembalikan, saya menjerit minta jangan dilibatkan. Hahahaha. Maapkan kata-kata lebay ini.

tapi dia bukanlah dia kalau mau mengerti apa yang saya maksud dengan cepat. “saya pantang dikontrol dengan situasi ini” dia pernah bilang begitu. Okelah coy !!! saya memang gampang menyerah, bukan gampang menyerah, saya memang ingin menyerah. Tidak kah dia mengerti ?? tidak kah ?? tidak kaaaaah dia mengerti ???? dia mengerti. dia sangat-sangat mengerti.

dan malem itu, I decided to call him first in the middle of the night. He knows, he calls me and I cant answer because my mom not sleeping yet. hehe

Jauh sebelum malam ini ada banyak sekali perdebatan-perdebatan, diskusi-diskusi, kesepakatan-kesepakatan yang saya dan dia buat dgn penuh keyakinan namun besoknya kami langgar bersama.
-____-
Dia bilang saya membuatnya merasa ‘bodoh’.. well dia tidak tau bahwa dia membuat saya tidak hanya merasa bodoh tp jg menjadi idiot. I wish I knew how to quit you. i wish. I wish. I wish. Kapan kalimat itu berubah menjadi finally I know the way how to quit you. I always need a much time to forget about someone.
Saya kasih ilustrasi dialog saya dan dia di midnite calling itu, cukup sekilas aja, aslinya panjang sampe subuh.
Saya sbagai if dan dia sbagai only.
Only : “mau ngomongin apa?”
If: “hah? Ga adaaa”
*cemen*
Only : “bukannya dr kemarin ada yg mau diomongin ? ini jg ada yg mau diomongin kok”
*sok sok an*
If : “jd bingung.. yaudah only ngomong duluan aja”
Only : “if ajaa.. intinya if mau ngasi pengertian ke only kan?”
If : “iya tp bingung blablabla”
Dan akhirnya kami tolak-tolakan buat ngomong. LUCU SEKALI.
Kemudian obrolan ngalor ngidul dari a ke z dr perut yang kekenyangan sampe maho maho gitu.. dari bersenandung lagu-lagu everlastinglove, you’ll be in my heart, dll sampai akhirnya lagu piano rhoma irama dan dawai asmara.. *hahahahaha*
Dan akhirnya kita ketawa-tawa.
If : “males ngomongin yg berat-berat, ketawa-tawa aja, soalnya besok ga akan kayak gini lagi”
Only : “if beneran mau menghilang? Only bakalan selalu butuh if, kita kan bisa jd temen”
*mohon maaf lahir batin sebelumnya ya only, saya ga bisa menerima ajakan pertemanan anda, sungguh tidak bisa*
Emm, malem itu dia mencoba untuk transparan. He started telling me a story between him and his princess. There he goes.. that nite I gave my best, I tried to be a good listener.. for god’shake I don’t wanna hear it. Actually I didn’t try to be a good listener, the truth is I’am pretending to be a good listener.
Happy now ? happy huh ?

Setelah “pingsan” beberapa menit saya akhirnya bangun. Saya tau ini adalah hal yang paling saya inginkan, saya ingin mendengar ini dari mulutnya sendiri. Saya ingin tau, saya ingin menilai. Dan malem itu sayapun sadar
“I’m not the place where he belongs”
“I’m not his home” .
jeng! Jeng! Jeng!
“kenyataan memang pahit ya” he said..
“kita berada didalam lingkaran yang bukan punya kita”
“kita ini tidak pada tempatnya”
So ? time’s up ! game over !

Soulmate : soul(that never)met .

Memang ga ada yang bisa memastikan, apalagi saya tau keputusan ini maksa banget, seperti kata teman saya tika “kenapa ga biarin semuanya ngalir gitu aja,sampe kamu dapet stuck nya sendiri, dan semuanya berakhir dengan sendirinya” saya sebenernya setuju dgn tika. I couldn’t agree more ! tapi.. saya ga bisa, saya bukan pelengkap, saya jauh lebih berharga dari itu. I deserve better. I deserved someone who respect me.
Trust me it was not easy, saya tau saya trus-trusan memaksa diri saya untuk pergi, untuk keluar dr permainan tp sesungguhnya saya ga bisa, saya ga pergi, saya menepi di sudut lingkaran, saya tetap ada saya masih berdiri disana, saya menonton.

Saya tau perasaan ini tidak akan lama, bulan depan pasti cerita ini udah basi banget karena kita udah saling melupakan
, tp saya bangga pernah satu team dgn anda, pernah sama-sama berjuang untuk memenangkan ‘kita’, saya senang bisa merasakan hal yang sama, saya salut Karena pada awalnya saya pikir kita banyak kesamaan tp ternyata perbedaan kita segambreng dan perasaan saya ga berubah 

Disinilah saya sekarang, di titik klimaks segala keidealismean saya tentang ‘kita’. Karena memang dari awal saya ga pernah yakin dengan ini. Dengan akhir dr kita. Bahkan dengan anda. Saya memutuskan pergi dengan pasti. Karena saya tidak sanggup untuk lebih jauh lagi, saya lelah dgn kegilaan saya, saya memang terlihat baik-baik saja, saya memang baik-baik saja, hanya terkadang ‘kegilaan’ ini muncul lagi, kangen saya dateng lagi, yaah semoga anda mengerti bahwa saya juga Cuma manusia dan saya tidak sedewasa dia, tidak sedewasa harapan anda. Maka setiap anda muncul lagi saya selalu berusaha tetap baik kan ? karena sesungguhnya saya tidak ingin anda pergi. Saya tau ini juga tidak mudah untuk anda, saya tau, saya sangat percaya itu, kita terikat dalam keanehan ini. Maka please, kita akhiri ini dengan perlahan, dengan tekad yang kuat karena kita tau ini tidak seharusnya seperti ini.

Setiap anda berkata bahwa, anda sayang saya, saya memang tidak pernah menjawabnya, tapi saya tau anda tidak sebodoh itu untuk menilai apa yang juga saya rasakan disini.
Pergilah pelan pelan. Saya sayang anda. See you in the “right time” dan jangan pernah lupakan hari ulang tahun kita, mungkin suatu hari nanti kita bisa merayakannya bersama hihihi..
(ketika ini di posting tepatnya detik ini 'kita' emang udah berhasil untuk tidak saling berkomunikasi :) )

PS : Thanks for calling me ‘IF’ , cause you’ll always gonna be my ‘ONLY’ ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar